Baca Bab 5 Novel Aku Jadi Isteri Kedua
Novel Aku Jadi Isteri Kedua termasuk salah satu novel yang memainkan emosi pembacanya, terutama kaum wanita. Di novel romantis sedih ini kamu akan mengetahui bagaimana perasaan wanita saat dilamar oleh pria bersuami.
Di Novel ini juga akan mengulas bagaimana sikap dan perasaan
seorang wanita saat menjadi istri kedua atau menjadi istri seorang pria yang
sudah berumah tangga. Ini sangat mengobrak abrik emosi pembaca. Ikuti kisahnya,
seluruh dijamin Gratis.
Novel Aku Jadi Isteri Kedua Bab 5
Mala beranjak turun dari ranjangnya, berniat untuk
menyiapkan sarapan pagi. Namun sebuah tangan yang cukup kekar melingkari
pinggangnya. Menarik tubuhnya hingga kembali berbaring di atas ranjang. “Kamu
man kemana, hm?” bisik Raka lembut di depan wajahnya.
Terpaan napas Raka terasa hangat dipermukaan wajah Mala.
Namun dia segera menyadarkan dirinya agar tidak kembali larut dengan jebakan
Raka. “Aku man siapin sarapan, Ka! Cepat lepasin aku atau kamu akan kelaparan
pagi ini.”
“Enggak man. Aku bisa makan diluar nanti.”
Mala memutar kedua matanya malas. Dia sudah sangat tahu niat
busuk apa yang sebentar lagi akan dilakukan Raka padanya.
“Nyonya Hardian...” panggil Raka manja. “Jangan panggil aku kaya
gitu. Aku bukan istri
kamu!” sungut Mala, meskipun sejujurnya dia sangat menyukai
panggilan itu dari Rakan.
Raka mulai mendekati wajah Mala, mengunci tatapan Mala di
manik matanya. “Stop!” Mala menahan bibir Raka yang sedikit lagi menyentuh
bibirnya dengan sebelah telapak tangannya. “Kita baru saja melakukannya tadi
malam, mesum! Aku capek.” ujarnya.
Raka memutar bola matanya malas dan menepis telapak tangan
Mala dari bibirnya. “Memangnya siapa yang man bercinta sama kamu lagi? Aku cuma
man minta vitamin,” ujarnya datar. Dahi Mala mengernyit bingung mendengar
jawaban Raka. “Morning kiss.” bisiknya dengan nada yang menggoda dan membuat
kekehan pelan Mala terdengar.
“Kamu tahu, enggak? Kita seperti int hampir mirip dengan
pasangan suami istri lainnya.” Ujar Mala sambil terkekeh.
“Bukannya sebentar lagi kamu memang akan menjadi istriku?
Tinggal beberapa bulan lagi. Setelah aku lulus dan bekerja diperusahaan Papa.
Kamu akan segera menjadi milikku.”
Ayah
“Hai, Bro!”
Raka menoleh kearah pintu ruangannya. Seorang pria dengan
senyuman kekanakan yang dimilikinya telah berdiri manis disana. “Ngapain lo?”
respon Raka datar dan membuat pria itu mendesis pelan.
“Mentang-mentang baru pulang dari Jerman udah songong
banget.” sungut pria itu seiring langkahnya memasuki ruangan milik Raka.
Raka tersenyum tipis dan terlihat tetap sibuk dengan
tumpukan dokumen dihadapannya. “Gue enggak punya oleh-oleh apapun buat lo, Ris.
Jadi jangan terlalu berharap.” ujarnya diselingi kekehan kecil. Raka sudah
sangat tahu maksud baik apa yang dimiliki Haris, bawahannya sekaligus sahabat
baiknya itu untuk menyapanya pagi-pagi seperti ini. Apalagi kalau bukan
menginginkan sebuah hadiah.
“Nyesel gue udah
nyapa lo.” ujarnya sengit. Haris duduk dihadapan Raka, memainkan ponsel
miliknya dan sesekali terdengar tawa kecil dari bibirnya. “Eh, lo kenal Bara,
enggak?” Haris.
“Bara Aditya?” ujar Raka memastikan. Haris mengangguk kuat.
“Kenal. Kenapa memangnya?”
“Dia mau nikah dengan cinta pertamanya. Di zaman seperti ini
si bodoh itu masih saja percaya dengan Frist Love* Menggelikan.”
Raka yang awalnya tidak terlalu menanggapi ocehan Haris,
kini menjadi tertarik dengan pembicaraan itu. Cinta pertama, dia terlalu
sensitif dengan dua kata itu.
“Bahkan Gue dengar, dia rela enggak mendekati perempuan
manapun Cuma buat nungguin itu cewek. Gila tuh anak! Bego banget. Kalau gue,
gue pasti secepatnya ngelupain itu cewek dan mulai kencan sama cewek lain. lya
sih... dia memang beruntung bisa ketemu lagi dengan cinta pertamanya. Tapi
gimana kalau enggak?” oceh Haris panjang lebar.
Raka dengan patuh mendengar setiap ucapan Haris yang
terkenal Playboy dikalangan para gadis.
“Lagi pula... sekali
kita sudah melupakannya. Maka disaat bertemu kembali, rasa itu pasti sudah lenyap
entah kemana.” Gumam harus lagi.
“Lo salah.” potong Raka tiba-tiba.
Haris yang sedang tertawa lebar terpaksa menghentikan
tawanya. Menatap bingung pada pria yang ada di depannya.
“Lo enggak akan pernah bisa melupakannya sedikitpun, meski
lo telah membohongi seluruh dunia, meskipun lo bertekad dengan sungguh-sungguh
untuk melupakannya. lo enggak akan bisa. Lo... akan menyimpan perasaan itu,
menyembunyikannya dimanapun hingga lo kembali bertemu dengannya.”
Raut wajah Haris kini berubah mendengar ucapan Raka. Dia
kembali melihat raut yang seakan menahan beribu kerinduan pada seseorang dari
wajah itu. “Masih sering mikirin dia?” tebak Haris. Dia tahu segala rahasia
yang disimpan oleh Raka. Karena hanya pada dirinyalah Raka mau menceritakan
apapun masalahnya. “Udahlah, sampai kapan lo mau terus ingat masa lalu? Bahkan
sampai detik ini lo enggak pernah ketemu sama dia. Mungkin aja dia udah...”
“Gue udah ketemu sama dia.” Raka menatap lurus kedepan,
kembali mengingat momen dimana dia telah melihat mata yang sudah lama tidak dia
tatap. Wajah yang sudah lama tidak dia nikmati.
“Maksud lo?” tanya Haris tidak mengerti. “Kemarin, di
Bandara. Gue enggak sengaja ketemu sama
dia,” ujar Raka menatap Haris. “Dia kembali, Ris. Dia ada disini. Dia ada di
tempat dimana gue berpijak.” jelasnya dengan wajah yang mulai berseri.
“Terus lo mau apa? Nyatain cinta? Melamarnya?” tanya Haris
dengan nada malas. “Lo itu udah berkeluarga. Apa gue harus ngingatin lo lagi
untuk yang keseribu kalinya?”
Mendengar itu Raka kembali menghela napas gusarnya. Dia
menyandarkan punggungnya lelah pada sandaran kursi kerjanya. “Dia juga udah
enggak sendiri,” jawab Raka sarat dengan kelelahan. “Dia... udah punya anak.”
sambungnya lagi.
Kesimpan Novel Aku Jadi Isteri Kedua Bab 5 dan Cara Baca Bab Berikutnya
Saya yakin kamu tak sabar untuk melanjutkan bab berikutnya. Bab
berikutnya dijamin akan menjawab rasa penasaranmu. Untuk baca novel
aku jadi isteri kedua bab berikutnya kamu tinggal klik tombol navigas
bab di bawah bab ini.