Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Baca Bab 3 Novel Aku Jadi Isteri Kedua

Novel Aku Jadi Isteri Kedua termasuk salah satu novel yang memainkan emosi pembacanya, terutama kaum wanita. Di novel romantis sedih ini kamu akan mengetahui bagaimana perasaan wanita saat dilamar oleh pria bersuami.

Di Novel ini juga akan mengulas bagaimana sikap dan perasaan seorang wanita saat menjadi istri kedua atau menjadi istri seorang pria yang sudah berumah tangga. Ini sangat mengobrak abrik emosi pembaca. Ikuti kisahnya, seluruh dijamin Gratis.

Novel Aku Jadi Isteri Kedua Bab 3 

Kedua mata Raka melebar saat medengar nama Andi, putranya yang selama ini menjadi malaikat kecilnya, saat ini menghilang. Bahkan Ame1, istrinya, terlihat sangat cemas. Diperhatikannya lagi wajah Amel yang selama bertahun-tahun ini telah menjadi pendamping hidupnya. Wajah itu sangat pucat, dia pasti sangat mencemaskan Andi.

Baca Bab 3 Novel Aku Jadi Isteri Kedua


“Kamu tenang dulu... dia pasti baik-baik aja. Kita cari dia sekarang, ya?” bujuk Raka lembut, bagaimanapun dia tidak ingin menambah kecemasan istrinya lagi. Amel mengangguk lemah padanya. Mulai merasa sedikit tenang karena Raka telah berada di sampingnya.

“Tadi kamu tinggalin Andi dimana?” tanya Raka saat mereka mulai mencari Andi.

“Disana, Mas. Tadi aku suruh Andi...” mata Ame1 sedikit menyipit ketika memandang sesuatu. Kemudian senyumannya mengembang begitu saja. “Mas, itu Andi.”

Raka mengalihkan pandangannya kearah jari telunjuk Amel yang teracung. Sedikit bernapas lega saat melihat Andi berlari kencang dan segera memeluk kakinya.

“Andi!” Amel berjongkok dan segera menarik Andi kepelukannya. Sementara Raka sudah bersyukur berkali-kali didalam hatinya, malaikat kecilnya akhirnya ditemukan juga.

 “Kamu enggak apa-apa? Kamu dari mana, hm?” tanya Raka pelan, dia juga tidak ingin memarahi anaknya yang juga terlihat ketakutan.

“Andi baik-baik aja, Pa. Ma, maafin Andi tadi enggak dengar ucapan Mama.” ujarnya menatap Ame1 sesal.

“lya, tapi kamu dari mana aja? Mama khawatir banget, sayang.”

“Andi tadi main sebentar. Ah! Tadi ada dua orang tante-tante yang ketemu sama Andi, terus mereka mau bantuin Andi cari Mama sama Papa.”

Raka dan Amel saling bertatapan bingung saat Andi memutar kepalanya kebelakang. “Itu mereka!” dia mengacungkan jari telunjuknya ke satu arah. Dan disaat itu, kedua mata Raka mendapati sesosok wanita yang berdiri kaku disana. Menatapnya dengan tatapan yang sama dengan tatapannya.

Enggak mungkin! Dia... kembali?

Raka merasakan dentuman kuat dijantungnya, sosok itu kembali muncul dihadapannya dan kembali menimbulkan rasa sesak yang selama ini dia redam. Napasnya mulai memburu, kedua tanganya terkepal di sisi-sisi tubuhnya. Matanya tak berekedip sekali pun menatap wajah itu. Raka merasakan sebuah tarikan pada pergelangan tangannya. Dia melirik kebawah, melihat Andi menarik-narik tangannya dan Ame1 untuk mendekat ke arah dimana seorang wanita sedang berdiri kaku disana

Sedangkan kini, napas Mala semakin tercekat seiring mendekatnya Raka kehadapannya. “Tante, ini orang tua Andi.” ujar Andi pada Mala.

Kedua mata Mala membulat saat mendengarnya. Dia mengalihkan tatapannya pada Andi yang tersenyum manis padanya. Memandangnya lama. Kemudian melirik wajah putranya yang sedang tersenyum cerah pada kedua orang tua Andi. Hatinya kembali berdenyut perih, bahkan lebih perih dari sebelumnya.

“Maaf, Andi bilang kalian yang tadi nemuin Andi? Terima kasih, saya khawatir banget saat tahu Andi menghilang.” ucap Amel berterima kasih.

“Sebenarnya     bukan   kami      yang menemukannya, mbak. Kami cuma enggak sengaja ketemu. Itu pun karena Andi enggak sengaja bertabrakan dengan Leo.” tunjuk Haruka pada Leo.

Kali ini Raka yang mengalihkan pandangannya pada Leo, dia mengamati wajah Leo dengan seksama.

Mala yang melihat itu semakin merasa sesak yang tidak berujung didadanya. “Hm, se-sepertinya kami harus segera pergi.” ucap Mala setelah berusaha dengan susah payah untuk mengeluarkan suaranya.

“Oh! Baiklah.. sekali lagi, terima kasih.” ujar

Ame1.

Mala mengangguk kecil dan segera menarik

tangan Leo tanpa menoleh sedikit pun pada Raka. Dia bahkan tidak memerhatikan tatapan bingung Raka padanya. Rasa takut yang dari dulu dia cemaskan mulai terjadi. Dia semakin yakin jika kepindahannya ke negara ini akan kembali menguak suatu luka yang sudah dia tanam jauh dilubuk hatinya.

“Ini semua buat Andi? Woah... makasih Papa!!!” teriak Andi girang saat melihat tumpukan mainan yang dibawakan Raka dari  Jerman untuknya. Dia bahkan mulai membuka satu persatu kotak mainan itu, membukanya dengan penuh ketidak sabaran.

“Enggak ada yang mau ambil mainan kamu, sayang. Jadi tinggalin sebentar mainan kamu dan sekarang pergi cuci tangan kamu karena kita akan segera makan.” teriak Amel dari arah dapur.

“Oke, Ma!” balas Andi girang. Dia sudah sangat siap memainkan satu persatu hadiah dari Raka.

Sementara itu, dikamarnya, Raka yang masih bisa mendengar suara istri dan anaknya sedang bergulat dengan pikirannya. Hal yang baru saja dia alami membuat sebuah perasaan yang sudah dia buang sejak lama seperti kembali lagi. Hanya dengan menatap wajah itu, dia kembali merasakan ingin memiliki si pemilik wajah itu.

“Dia ada disini, dia berada ditempat yang sama denganku.” Lirihnya. “Sial! Kenapa dia harus kembali lagi?!” gumamnya disaat dia menghempaskan sebelah tangannya diatas ranjang yang sedang dia duduki.

“Mas,” panggilan dari Amel yang berdiri di ambang pintu kamar mereka, menyadarkan Raka dari lamunan. “Ayo makan siang. Anak kamu udah enggak sabar tuh.” ujarnya manis.

“lya, sebentar lagi mas kesana.” jawabnya sambil tersenyum paksa. Raka berjalan gontai menuju lemarinya. Mengambil sebuah pakaian santai dan segera mengganti pakaiannya. Mencoba melenyapkan semua kepelikan yang sedang bersarang dikepalanya. Dia segera keluar dari kamar dan bergabung bersama anak-istrinya yang sudah menunggunya sejak tadi.

“Pa, Mama sekarang pasti seneng banget deh bisa ketemu sama Papa lagi.” ujar Andi yang segera mendapatkan tatapan tajam dari Amel.

“Bener, Ma?” goda Raka.

“Eng-enggak. Ck, cepat habisin makan kalian.”

Raka tertawa pelan melihat istrinya salah tingkah. Lima tahun sudah Amel menjadi istrinya, tapi masih sering kali Amel malu mengungkapkan perasaannya secara gamblang. Dan momen-momen seperti ini sangat Raka rindukan, berada diJerman selama dua minggu membuatnya sangat merindukan keluarganya.

Kesimpan Novel Aku Jadi Isteri Kedua Bab 3 dan Cara Baca Bab Berikutnya

Saya yakin kamu tak sabar untuk melanjutkan bab berikutnya. Bab berikutnya dijamin akan menjawab rasa penasaranmu. Untuk baca novel aku jadi isteri kedua bab berikutnya kamu tinggal klik tombol navigasi bab di bawah bab ini. 

Baca Bab Berikutnya Di Sini