Baca Bab 1 Novel Aku Jadi Isteri Kedua
Novel ini termasuk salah satu novel yang memainkan emosi pembacanya, terutama kaum wanita. Di novel romantis sedih ini kamu akan mengetahui bagaimana perasaan wanita saat dilamar oleh pria bersuami.
Di Novel ini juga akan mengulas bagaimana sikap dan perasaan
seorang wanita saat menjadi istri kedua atau menjadi istri seorang pria yang
sudah berumah tangga. Ini sangat mengobrak abrik emosi pembaca. Ikuti kisahnya,
seluruh dijamin Gratis.
Novel Aku Jadi Isteri Kedua Bab 1
Gerak lincah seorang bocah laki-laki yang sedang sibuk
mengemasi seluruh mainannya kedalam sebuah koper telah mampu menyita perhatian
Ibu-nya. Senyuman miris terukir jelas di sudut bibir wanita yang berdiri
mematung diambang pintu kamarnya. Melihat kegembiraan yang terpancar diraut
wajah anak laki-lakinya yang berumur enam tahun itu seakan mampu
memporak-porandakan hatinya.
Mala sejujurnya terlalu enggan meninggalkan negara ini,
bukan karena dia sangat mencintai negara yang bahkan sama sekali bukan tempatnya
dilahirkan. Hanya saja, tempat yang nantinya akan mereka tinggali sangat ingin
dia hindari, ada beribu rahasia dan kenangan di sana.
“Kamu udah beres-beres?” tanya seorang wanita yang baru saja
keluar dari sebuah kamar yang bersebelahan dengannya. Wanita itu membawa sebuah
kotak besar dikedua tangannya. Sesekali meringis pelan karena harus menahan
berat kotak itu. “Perasaan aku Cuma mau bawa yang penting-penting aja deh, tapi
kayanya semuanya penting ya dimata aku?” gerutunya saat memandangi beberapa koper
dan barang-barang miliknya yang tergeletak di atas lantai.
“Kamu juga bawa barang sebanyak ini, La?” tanya wanita itu
pada mala.
“Enggak. Cuma yang perlu-perlu aja.” jawabnya malas sambil
berjalan kearah dapur.
Haruka, gadis keturunan Jepang meski Negara asalnya bukanlah
disana itu menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Mala. Kedua wanita ini
berteman baik sejak enam tahun lalu. Saat Mala datang ke Jepang tanpa arah dan
tujuan, Haruka lah yang membantunya. Memberikannya tempat berlindung dan juga
mencarikannya pekerjaan untuk menyambung kehidupannya dan juga anak Mala.
“Masih belum rela kita pindah ke Indonesia?” tanya Haruka
saat dia menghampiri Mala yang duduk merenung di meja makan.
Mata Mala masih betah memerhatikan anaknya yang sibuk berjalan
kesana kemari untuk memastikan kalau tidak ada satu pun mainannya yang
tertinggal. “Aku Cuma enggak mau ambil resiko yang berbahaya, Haru.” Jawabnya
lirih.
Haruka menghelanapasgusar dan duduk disampingnya. “Resiko
apa yang kamu maksud? Ayolah, La. Kejadiannya juga udah lama banget, kamu harus
lupain masa lalu kamu. Lagi pula semua ini bukan kemauan kamu atau pun aku.
Perusahaan yang mutasi kita berdua kesana.”
Beberapa hari yang lalu, Haruka dan Mala yang berada
disebuah perusahaan yang sama telah dimutasi ke Indonesia. Dan hal itu lah yang
membuat Mala terlihat gusar selama ini. Negara itu adalah satu- satunya tempat
yang tidak ingin dia kunjungi lagi.
“Aku takut,” gumam Mala pelan. “Aku takut kalau nanti...”
“Dunia enggak sekecil yang kamu pikirin. Move on, Mala.
Jangan habiskan hidup kamu cuma untuk mencemaskan hal yang enggak pasti. Bahkan
seharusnya diumur yang sudah setua ini, kamu sudah harus menikah. Kamu mau
selamanya jadi cewe enggak laku?”
Mendengar itu, Mala melirik Haruka yang berada disampinganya
dengan kesal. Wanita bermata sipit itu menatapnya remeh. “Aku belum setua itu,
ya. memangnya kenapa kalau aku belum menikah, masih muda juga.” omel Mala.
Haruka tertawa hambar, “Dua puluh tujuh tahun, memangnya
kamu enggak ngerasa udah tua banget?” goda Haruka, matanya berkilat jahil.
“Dih, terus kamu gimana? Dua puluh lima tahun dan sampai
detik ini kamu bahkan belum pernah menjalin hubungan dengan siapa pun.” balas
Mala tak kalah sengit dan mampu membuat wajah Haruka merengut kesal. “Memangnya
enggak ada satupun pria di Jepang ini yang mampu melihat pesonamu, huh?” Mala
tertawa menyebalkan. “Menggelikan.” sambungnya lagi.
“Hei! Siapa yang enggak pernah kencan? Kamu aja yang enggak
tahu. Lapi pula aku terlalu berharga untuk pria-pria membosankan disini.”
Protes Haruka tidak terima.
“Bodo amat.” jawab Mala malas, kemudian dia segera berdiri
tanpa memperdulikan teriakan Haruka. “Leo, ayo makan!” teriaknya.
“Sebentar lagi, Bunda!!”
Kesimpan Novel Aku Jadi Isteri Kedua Bab 1 dan Cara Baca Bab Berikutnya
Saya yakin kamu tak sabar untuk melanjutkan bab berikutnya. Bab
berikutnya dijamin akan menjawab rasa penasaranmu. Untuk baca bab berikutnya
kamu tinggal klik tombol navigasi bab di bawah bab ini.